Minggu, 28 Agustus 2011

REVENGE


Di malam tahun baru, seluruh warga Indonesia merayakannya. Termasuk ke-4 remaja yang masih menduduki bangku sekolah SMA.
“tiiiiiinnn……tiiiiinn…” William membunyikan klakson mobilnya ketika ia sampai di depan rumah Shino.
“woiii…Shino cepetaaaann..!!” teriak Natalie dari dalam mobil.
“iyaaa….tunggu..!!” terdengar sayup-sayup teriakan  Shino dari dalam rumahnya.
“kelamaan di darat lo..” teriak Hana yang sudah tidak sabar untuk menunggu Shino.
Tak lama kemudian, Shino pun sudah siap dan masuk ke dalam Honda Jazz milik William. Lalu William memacu pedal gas mobilnya menuju Bandung.
Mereka ber-4 bersahabat. Mereka sudah merencanakan tujuan mereka ketika malam tahun baru tiba. Mereka ingin menghabiskan malam tahun baru bersama di sebuah villa.
Hujan membasahi kota Bandung. Saat itu, waktu menunjukkan pukul 23.15 WIB. William melajukan mobilnya disebuah jalan sempit yang tumbuh banyak sekali pohon.
“wil , jangan ngebut-ngebut!!” ujar Natalie mengingatkan.
“ah , brisik lo ..!!” bantah William.
Tiba-tiba saja William mengerem mendadak mobilnya.
“ada apa sih, wil?” Tanya Natalie yang duduknya di belakang.
Wajah William terlihat pucat pasi.
“gu..gue nabrak orang.” Jawab William tergagap Karena panic.
“HAAHH…!!” teriak Shino , Natalie , dan Hana bersamaan.
Lalu mereka ber-4 pun turun dari mobil untuk melihat keadaan di luar.
Ternyata benar saja. Seorang perempuan tergeletak tak berdaya didepan mobil William.
“OH MY GOD……kita nabrak orang!!” teriak Natalie histeris.
“apa?  Kita?  Heh , denger baik-baik yak, yang nabrak tuh William, bukan kita.” Ketus Hana.
“Lo katro banget, na. kita tanggung jawab bareng-bareng dong!” ujar William mengelak.
“udahlah , jangan pada ribut. Lebih baik kita pikirkan nasib perempuan itu.” Ujar Shino yang memisahkan pertengkaran kecil antara William dan Hana.
“gimana kalo kita bawa ke rumahsakit aja!” usul Natalie.
“dasar bodoh lo…emangnya lo mau masuk penjara?” Tanya Hana membentak.
“nggak mau..” jawab Natalie dengan lugunya.
“kalo gitu kita pergi sekarang juga…!!” bentak Hana.
Teriakan Hana membuat William , Shino dan Natalie langsung bergegas memasuki mobil. Lalu mereka pun pergi dari tempat itu dan berniat untuk pulang ke Jakarta.
Tiga hari kemudian setelah kejadian tersebut, ada keanehan yang terjadi pada mereka.
Dirumah Hana pada pukul 23.35 WIB, ketika ia sedang memandangi bintang-bintang dari beranda kamarnya. Tiba-tiba saja lampu di kamar Hana padam.
Ia terkejut. Lalu ia keluar dari kamarnya dan memeriksa sikring listrik.
Tiba-tiba lampunya menyala lagi.
“duh, ada yang gak beres nih.” Pikir Hana yang mulai gemetaran.
Tiba-tiba bau darah anyir tercium di hidungnya. Hal itu membuat bulu kuduknya berdiri.
“tok..tok..tok..” tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
Ketika Hana membukanya, ia berteriak, “AAARRRGGHH..”
Sesosok wanita berpakaian lusuh muncul di hadapan Hana.
        Sementara di rumah William, ketika ia sedang bercermin di wastafel, tiba-tiba ia melihat sosok wanita berpakaian lusuh yang sama persis yang di lihat Hana.
William pun terkejut, lalu ia melihat ke belakang.
Kosong.
Tidak ada apa-apa dibelakangnya.
Karena ia merasa takut, jadi ia lari keluar dari kamar mandi.
Ketika ia keluar dari kamarmandi, tiba-tiba ia bertabrakan dengan sesosok lelaki yang memiliki postur tubuh yang tinggi.
“AARRGGHH…..” William berteriak.
“woy..woy.. kenapa lo?” Tanya Shino yang menyadarkan William.
“Loh…shino?  Ngapain Lo malem-malem kerumah gue?  Mau maling Lo yak?” tuduh William.
“sembarangan lo kalo ngomong…gue tuh kesini cuma mau curhat.” Ujar Shino.
“mau curhat kok malem-malem gini sih? Sakit jiwa lo…” ketus William.
“heh , ini tuh bukan sembarang curhat. Tapi ini ada hubungannya dengan kejadian malam tahun baru kemarin.” Elak Shino.
“emangnya ada apa?” Tanya William dengan mimik wajah yang serius.
“jadi begini ceritanya, tadi cewe yang waktu itu kita tabrak, nyamperin gue. Gue takut banget dan akhirnya gue lari aja kerumah lo.” Jelas Shino panjang lebar.
“kok kita bisa sama sih?” bisik William bertanya.
“maksud lo , Lo juga di terror?” Tanya shino.
William hanya menganggukkan kepala.
“gue nginep di rumah lo yak, sehariii aja.” Pinta Shino dengan gigi yang gemeletuk karena ketakutan.
“enak aja lo.” Tolak william.
“katro banget sih.” Ketus Shino.
“emang lo pikir rumah gue tempat penginapan?” tolak William dengan tegas.
“sehari aja , wil.” Pinta Shino memelas.
“pokoknya enggak…” tegas William.
“hmm… ya udah deh semalem aja.” Pinta Shino bersikeras.
Lalu William pun berfikir sejenak.
“hmm… boleh deh. Tapi Cuma semalem aja yak?” Tanya William.
“iya…iya, gue janji, besok pagi gue udah minggat dari rumah lo.” Jawab Shino sambil tersenyum sumringah memamerkan gigi kuningnya.
Sementara itu dirumah Natalie, waktu menunjukkan pukul 02.12 WIB, ketika ia sedang terlelap, tiba-tiba saja ada sesuatu di balik bed-covernya. Sehingga ia terbangun.
“apaan tuh?” pikir Natalie penasaran dan terkejut.
Ketika ia membuka bed-covernya, tiba-tiba, “AAARRRGGGHH…”
Ia berteriak ketakutan, karena di balik bed-covernya ada sesosok perempuan berpakaian lusuh yang ditabrak oleh William.
Spontan saja, ia langsung bangkit dari tempat tidurnya dan berlari keluar.
Saat Natalie menuruni tangga, hantu itu mendorongnya hingga ia terjatuh.
“GUBRAKK..GUBRAKK..”
Natalie terjatuh dari tangga.
Keesokkan harinya, handphone William berdering.
“halo..” sapa William yang masih setengah mengantuk.
“wil, nih gue Hana.” Balas Hana sambil terisak.
“ada apa, na?” Tanya William.
“si Natalie…” jawab Hana.
“Natalie kenapa?” Tanya William terkejut.
“Natalie masuk rumahsakit.” Jawab Hana.
William segera bangkit dari tempat tidurnya.
“sekarang lo dimana? Di rumahsakit mana?” Tanya William panik.
“rumahsakit sejahtera.” Jawab Hana.
“okeh deh, sekarang juga gue ke situ.” Ujar William panik.
Lalu William pun mandi dan bersiap ke rumahsakit dan ia juga tak lupa untuk mengajak Shino.
        Tepat pukul 09.00 WIB, William dan Shino sudah sampai di rumahsakit. Mereka langsung menemui Hana.
“gimana keadaan Natalie?” Tanya Shino dengan panik.
Hana pun hanya terdiam. Dari ekspresi wajahnya, ia pun terlihat panik juga dengan keadaan Natalie.
Tak lama kemudian, dokter keluar dari kamar Natalie.
“maaf dokter, apakah saya boleh melihat keadaan teman saya?” pinta Hana.
“ya silahkan!!” jawab sang dokter mempersilahkan mereka untuk melihat keadaan Natalie.
        Natalie terbaring lemah di atas ranjang yang di balut dengan sprei berwarna putih. Hana dan William jadi tidak tega melihat keadaannya. Terlebih lagi Shino, yang memiliki perasaan khusus terhadap Natalie.
“kenapa bisa jadi kayak gini sih?” Tanya Hana dengan raut wajah yang cemas dan khawatir, ia takut jika Natalie tidak bersamanya lagi.
“ceritanya panjang, na.” jawab Natalie dengan suara yang parau.
“pasti gara-gara setan sialan itu lagi deh.” Tebak William geram.
Natalie tak menjawab.
“ini semua gara-gara elo, wil. Coba kalo lo nggak nabrak cewe itu, Natalie nggak bakal kayak gini.” Bentak Hana.
“kok Lo jadi nge-judge gue sih?” ketus William.
“udah-udah… jangan pada ribut dong. Malu di denger orang.” Ujar Shino menengahinya.
“gimana kalo kita manggil dukun aja.” Usul Shino.
Hana , William dan Natalie pun terdiam mencoba mencerna ucapan shino.
kan bisa di coba dulu.” Ujar shino menambahkan.
“hmm… oke deh kalo gitu. Lo cari dukun yang paling sakti.” Ujar William.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB.
“gue dan shino mau pergi mencari dukun sakti. Lo disini sama Hana aja yak.” Ujar William kepada Natalie.
Natalie hanya mengangguk.
Lalu William dan shino pun pergi. Selama 2 jam lamanya, William dan shino hilir mudik mencari dukun yang konon katanya sakti itu. Akhirnya mereka menemukan dukun tersebut.
        Ketika William dan shino memasuki sebuah ruangan yang cahayanya remang-remang, sempit dan berbau asap menyan.
“saya sudah tau maksud kedatangan kalian ke sini.” Ujar mbah Haris.
“tapi kami kan belum bicara apa-apa, mbah.” Ujar William heran.
“saya tuh dukun sakti. Hahaha..” Ujar Mbah Haris sambil tertawa.
“kalo gitu, coba mbah jelaskan masalah kami.” Tuntut Shino.
Lalu mbah Haris pun membaca mantra.
“kalian habis menabrak orang kan?” terka Mbah Haris.
“iya..” jawab William.
“lalu hantu itu meneror kalian kan?” Tanya Mbah Haris.
“iya…” jawab shino.
“hantu itu, ingin… kalian bertanggung jawab.” Ujar mbah Haris yang memejamkan matanya sambil baca mantra.
“maksudnya apa, mbah?” Tanya William.
“Kalian harus kuburkan mayat itu di tempat yang layak.” Jawab mbah Haris.
William dan shino terdiam , saling memandang sambil menelan ludah.
“cepaaaaattt… sekarang juga.!” Bentak mbah Haris.
William dan shino pun bergegas menuju mobil, William duduk di belakang setir , dan shino duduk di sampingnya.
William langsung memacu mobilnya menuju Bandung. Raut Wajah mereka berdua amat tegang.
Tiga jam dalam perjalanan, akhirnya mereka telah sampai di tempat tujuan, dimana William menabrak perempuan itu dan pergi meninggalkannya begitu saja. Mereka turun dari mobil, lalu mencari mayat tersebut.
Dengan sigap , shino membantu William menggotong mayat yang baunya sudah busuk itu.
Mereka pun menggali tanah di sekitar tempat kejadian untuk menguburkan mayat itu.
Setelah selesai menggali, mereka pun mendoakannya agar arwahnya pergi dengan tenang.
Mereka pun pulang kembali ke Jakarta. William memacu mobilnya menuju rumah sakit sejahtera Jakarta.
Sesampainya mereka disana, Hana memberitahu kalau Natali sudah meninggal dunia karena Natalie mengeluarkan banyak darah, sedangkan stok darah di rumahsakit itu sudah habis. Natalie terlambat di selamatkan.
Mayat Natalie di makamkan pukul 09.00 WIB. Seluruh keluarga, sanak saudara dan teman-temannya melayat ke kuburannya dan mendoakannya agar arwahnya tenang di alam sana.
William , shino dan Hana pun ikut serta mendoakan sahabat tersayangnya itu.


SEKIAN_

kamis, 14 Agustus 2008